Sabar Kekuatan Iman

M.Nurbadruddin

Sabar merupakan sifat terpuji, dengan kesabaran tidak akan menjadi lemah jiwa seseorang dalam menghadapi musibah. Juga dengan kesabaran tidak akan patah semangat oleh kesulitan. Kesabaran adalah bukti serta ukuran keimanan dan ketakwaan seseorang. Sebagaimana dalam firmanNya:

Dan berapa banyaknya nabi berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidal pula menyerah, Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran :146).

Allah merupakan sandaran bagi orang-orang beriman, ini adalah modal utama dalam menaruhi kehidupan ini, sehingga tidak ikut terseret dan terhanyut arus dinamika kehidupan tanpa kendali. Ia akan memiliki ketangguhan dan kekuatan yang kokoh dengan komitmen moral keimanannya dalam menghadapi dan menggeluti kehidupan, memperbaiki keadaannya sambil bertawakkal kepada Allah dan memohon pertolongan Nya dengan penuh kesabaran dan ketabahan.

Sabar juga adalah kunci dari kekuatan iman, ketenangan hati hingga mencapai titik kebahagian dalam kehidupan merupakan buah keimanan seorang muslim. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk dapat bersabar.

Pertama, menyadari sepenuh hati bahwa semua cobaan yang terjadi merupakan kehendak dan kebijaksanaan dari Allah dan tanpa berkeluh kesah maupun berputus asa. Kedua, mengontrol emosi dan memperkuat keteguhan iman dalam menghadapi dan menjalani ujian apapun dalam kehidupan ini. Ketiga, melakukan perenungan dan introspeksi diri, apakah cobaan, bencana atau musibah yang menimpa itu akibat dari ulah perbuatannya sendiri? Atau mungkin kerena kelalaian, maupun kesalahan-kesalahan yang tanpa disadari hingga menyati orang lain, atau turunnya musibah itu merupakan peringatan dari Allah SWT, sehingga berbenah segera diri bangkit dari kesalahan, memperbaiki diri dengan petunjuk agama.

Mengeluh dan putus asa bukanlah sifat terpuji yang harus dibuang jauh-jauh dari kehidupan orang yang beriman karena itu akan melemahkan keimanan seorang muslim. Kehidupan mesti dilalui dengan kesungguhan, keuletan, ketawakkalan dan kesabaran dengan optimis. Ibarat orang menanam padi mustahil akan langsung tumbuh dan berbuah seketika itu juga, tetapi semuanya harus melalui proses. Sama halnya dengan aktifitas relegius, do’a atau amalan-amalan yang kita tanam, tidaklah begitu saja langsung bisa kita petik buahnya. Disinilah Allah akan menilai kesabarannya. Oleh sebab itu, marilah kita tunjukkan kesabaran dalam menghadapi semua persoalan hidup dan memperkokoh keimanan dan ketabahan.

Tinggalkan komentar